Belajar untuk Perlahan

Gagal jantung memaksa kita untuk mengubah beberapa hal dalam menjalani hidup. Hindari putus asa di awal, kita masih bisa beradaptasi untuk kembali merasakan kehidupan yang cukup normal.

Menerima diagnosis gagal jantung tidak mudah. Memunculkan perasaan galau, memaksa untuk menerima kenyataan. Diperlukan penyesuaian dalam kehidupan kita sehari-hari.

Mengubah gaya hidup bisa terasa amat berat. Kehidupan seperti yang kita kenal sebelumnya telah berakhir. Tidak bisa lagi begadang, makan sembarangan, merokok, malah ditambah dengan wajib mengkonsumsi beragam jenis obat tiap pagi dan malam.

Saatnya untuk perlahan, dan mempelajari cara hidup yang baru. Masih ada banyak cara untuk mengelola kesehatan jantung Anda.

Mengurangi aktivitas fisik setelah diagnosis gagal jantung

Beberapa orang menjalani kehidupan yang sangat sibuk. Tidak ada yang salah dengan ini, namun, salah satu gejala umum dari gagal jantung adalah rasa lelah.

Kita bisa cepat lelah setelah berjalan sebentar, atau melakukan usaha fisik singkat. Kehabisan nafas saat berlari 5 detik, bahkan sebelum berkeringat. Merasa sangat lelah saat membawa sesuatu yang agak berat, atau naik tangga, adalah gejala yang wajar. Melakukan dengan perlahan, merencanakan aktivitas fisik dengan baik, bisa sangat membantu.

Mengurangi aktivitas fisik bisa membuat perbedaan besar. Seringkali kondisi Anda tidak memberi pilihan. Hati-hati agar Anda tidak mendorong diri melebihi batas. Hormati tubuh Anda dan ketahui apa yang dibutuhkan. Akan ada hari-hari ketika Anda memiliki energi lebih banyak.

Pompa jantung tidak bisa kembali normal. Organ-organ tubuh menerima pasokan oksigen yang kurang dari seharusnya. Pada awal diagnosa, saya masih sering terbawa laju kehidupan lama. Di rumah sakit, saya naik tangga dengan ‘semangat’ hanya untuk ‘hampir pingsan’ pas sampai di atas. Pelan-pelan saya terbiasa untuk melakukan semuanya dengan lebih hati-hati, dan lebih ‘dipikirkan terlebih dahulu’. Sekarang semuanya sudah lebih baik. Saya telah beradaptasi untuk tetap bisa beraktivitas normal, walaupun jantung tidak memompa sebaik biasanya.

Melambat dan berhati-hati, bukan berhenti atau menyerah

Saya merasa bahwa ini adalah hal yang sangat penting untuk dipahami. Melambat tidak berarti berhenti atau menyerah.

Saya tidak tahu bagaimana mengatakannya, karena saya juga mengalami fase di mana saya sangat kecewa dan menyerah ketika tidak lagi mampu menjalani kehidupan yang biasa. Saya akhirnya bisa memahami bahwa umur benar-benar ada di tangan Tuhan ketika beberapa kenalan dan keluarga berpulang mendahului saya dengan berbagai sebab (maaf terdengar kejam) yang tapi membuat saya lebih bisa bersyukur, dan menerima untuk mau mengubah gaya hidup.

Semuanya hanya tentang menemukan “ritme baru”. Yang lebih sehat, lebih terkelola, dengan manajemen gagal jantung sebagai prioritas utama.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *